Karmelit

…semasa di Malang, di asrama siswa SMA Katolik, yang dibimbing oleh imam, yaitu Tedjapratama O. Carm. dan Romo Konings O. Carm., bimbingannya dikaitkan dengan jiwa semangat Katolik. Di antara para guru yang mengajar di SMA ada juga imamnya. Dan di asrama tanpa apaksaan anak-anak asrama dianjurkan mengunjungi upacara-upacara penting dalam Gereja. Di Malang, saya melihat jumlah terbesar imam di Keuskupan Malang masih misionaris dari Eropa. mereka pergi sampai ke desa-desa naik sepeda atau sepeda motor. Melihat kerelaan dan semangat para imam itu saya, – memang tidak selalu -, ingat juga akan bapak Djojosoemarto.

Sebagai anak siswa tingkat SMA saya baru memahami dan menyadari teladan sosok bapak Djojosoemarto bagi saya. Kesiapsiagaannya melaksanakan tugas, meskipun anaknya bertambah, bapak selalu bersedia dipindah ke temp[at baru, yang berarti juga perpindahan keluarga dan perpindahan sekolah anak. Kebijakan putusan bapak ibu selalu demi kepentingan putera-puterinya, misalnya menjaga kontinuitas dan stabilitas pendidikan dan pelajaran anak-anak yang baik dan bermutu. Sikap dasar untuk berpikir, bersikap dan berbuat demi kepentingan orang lain, -inilah yang mendorong saya memilih menjadi imam.

 

Karena dalam perkembangan usia saya berada di Malang, di sanalah timbul juga keinginan menjadi imam. Karena hampir semua imam di sana adalah imam Karmelit, saya memasuki Seminari Menengah “Seminarium Marianum” Keuskupan Malang yang ditangani oleh imam-imam Karmelit.

 

—masih bersambung—-